Fungsi Dasar Ilmu Tajwid

Segala puji bagi Allah tak hentinya kita lafazkan, karena begitu banyak nikmat yang sudah diberikan, nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat sehat wabil khusus nikmat diberikanya usia kita sekarang untuk membaca Artikel ini, dan semoga di usia sekarang kita selalu di mudahkan Istiqomah untuk beribadah dan beramal jariyah, Amin

Sholawat dan salam juga kita lantunkan kepada junjungan kita, Baginda nabi Muhammad SAW, karena dengan tuntunan serta bimbinganya, baik itu mengenai Tauhid maupun Aqidah Akhlak serta adab hubungan sesama manusia, akhirnya kita dapat keluar dari zamanya Jahiliyah (kegelapan) hingga sekarang ini.

” Hendaknya engkau membaca Al~Qur’an, sebab ia adalah cahaya bagimu di bumi, dan simpanan di langit ” (HR. Ibnu Hibban, dalam hadis yang panjang).

Tujuan Artikel ini disajikan hanya mengharapkan agar pembaca dapat mengurangi kekeliruan selama ini wabil khusus kepada kaum Milenial, dimana kaum inilah cikal bakal melanjutkan menjadi seseorang pemimpin, baik itu menjadi kebanggaan orang tuanya maupun bangsa ini pada umumnya.

Seperti yang kita ketahui di dalam Al-Qur’an banyak sekali aturan, baik itu cara mengatur hubungan sesama manusia (Hablum minanas) maupun hubungan antara manusia dengan Tuhanya yaitu (Hablum minallah).

Penulis artikel ini berikhtiar menyajikan sesuai yang di pelajari selama ini serta beberapa referensi buku yang lainya, dengan harapan penulis dapat berbagi edukasi seputar tata cara melapazkan bacaan Al-Qur’an kepada kaum Milinial dan semua pembaca, agar mencintai dan lebih dekat dengan Al-Qur’an.

Terimakasih juga kepada teman-teman sepengajian “Mukhlisin” yang beralamat jln. Tanjung Raya 2 :

  1. Ust. Usman Haz
  2. Ust. Ulul Azmi
  3. Ust. Nazarudin
  4. Ust. H. Budi Syahrizal, SP, MMA
  5. Ust. Fandi
  6. Ust. Saal
  7. Ust Amat
  8. Ust. Yanto
  9. Dan temana-teman yang lainya.

Wabil khusus kepada guru pembimbing, Alm. H. Abdul Latief bin H. Muhammad Yasin, semoga Almarhum selalu di sisih Allah Swt, dan semoga apa yang sudah diberikanya mengenai pembelajaran Ilmu Tajwid (Hidayatush Shibyaan) dan pembelajaran yang lainya, menjadi catatan (Amal Jariah) kepadanya Aamiin ya Rabbal Alamin.

Seperti pesan yang di kutip dari pendahulu termasuk pembelajaran yang didapatkan dari seorang guru berpesan “Sampaikan ilmu yang bermanfaat (yang baik), apalagi tentang seputar adab dan tata cara membaca Al-Qur’an sesuai ilmu tajwid kepada yang sangat membutuhkan, jika enggan memberikan atau membagi ilmu tersebut dikhawatirkan ilmu tersebut akan ditarik kembali dan hilang begitu saja tanpa artinya”

Artinya : Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan ( Surah Al-Muzzamil ayat 4 )

Artinya : Banyak orang-orang yang membaca Al-Qur’an tetapi Al-Qur’an itu sendiri yang mengutuknya ( Al-Hadits )

” Orang yang mahir membaca Al~Qur’an, bersama dengan Malaikat-malaikat yang Mulia lagi baik, dan orang-orang yang membaca Al~Qur’an, sedang ia gagap atau merasa kesulitan membacanya, maka ia mendapatkan 2 pahala ” (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengenal apa itu Ilmu Tajwid

Hal yang mesti Kaum “Milenial” ketahui maupun pembaca artikel ini pada umumnya, Sebelum melangkah lebih jauh mengenai tata cara serta adab membaca Al-Quran, yang mesti kita fahami dulu ada 3 dasar yang sangat penting menurut penulis yaitu :

  1. Apa itu ilmu Tajwid
  2. Apa itu tujuan ilmu Tajwid
  3. Apa hukumnya belajar ilmu Tajwid

Apa itu ilmu Tajwid :

Yaitu suatu ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (Makhraj) serta sifat-sifatnya dan bacaan-bacaanya.

Apa itu tujuan ilmu Tajwid :

Yaitu agar seseorang dapat membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik atau fasih atau terang dan jelas, dimana bacaan tersebut cocok dan sesuai dengan ajaran nabi Muhummad S.a.w dengan harapan dapat menjaga lisanya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Qur’an.

Apa hukumnya belajar Tajwid :

Hukumnya adalah (fardhu Kifayah) tetapi untuk mengamalkanya adalah (fardhu ‘Ain) bagi orang islam baik itu laki-laki maupun perempuan, yang perlu di perhatikan disini khusus orang islam yang sudah dikenakan hukum islam atau aqil balig.

Jadi tidak ada alasan lagi ada sebagian yang mengatakan, belajar membaca Al-Qur’an itu cukup sekedarnya saja karena termasuk Fardhu Kifayah, memang benar itu adalah jawabanya namun muncul pertanyaan diatas kenapa ada fardhu ‘Ain bagi yang sudah aqil baligh, maksudnya dikenai sanksi hukum dalam syariat islam ? Insyallah penulis akan mencoba menjawab dengan kalimat yang sederhana dan mungkin mudah untuk dimengerti.

Seperti diketahui rukun islam yang ke 2 berbunyi “mengerjakan Sholat 5 waktu dalam sehari semalam” artinya tidak bisa dielakan lagi oleh umat islam atau kaum muslim milenial, akan selalu melafazkan atau membaca “Fatiha” di setiap mengerjakan sholat 5 waktu, belum lagi membaca di luar sholat atau bacaan Al~Qur’an yang lain, jadi point diataslah menurut penulis menjadi di wajibkanya kita mesti belajar membaca Al-Qur’an menggunakan ilmu tajwid .

Jika hanya sekedarnya membaca, dikhawatirkan salah dalam pengucapan tiap-tiap huruf yang ada di fatiha tersebut, dan lebih jauh lagi disaat menjadi “Imam”, baik itu di masjid atau di rumah atau dengan keluarganya, ada kalimat terakhir pada lafaz fatiha, yaitu kata “AMIN” artinya “kabulkanlah

Fungsi Al~Qur’an :

1. Al-Huda (Petunjuk)

2. Al-Furqon (Pemisah, Pembeda)

3. Al-Asyifa (Obat)

4. Al-Mau’izah (Nasihat)

” Barang siapa mendengar satu ayat dari kitab Allah (Al~Qur’an), maka ditulis baginya kebaikan yang berlipat, dan barang siapa yang membacanya, maka adalah baginya cahaya kelak di hari kiamat ” (HR. Ahmad)

Fatiha merupakan bacaan yang wajib saat mengerjakan sholat, Jika salah melafazkanya maka sholat tersebut tidak sah, yang parahnya lagi disaat salah melafazkan huruf-huruf tersebut, selanjutnya ma’mum yang di belakang Imam meng “AMIN-kan” secara berjemaah, ini artinya kalimat yang salah diucapkan oleh imam lalu dibenarkan oleh ma’mum, singkat cerita melakukan kesalahan berjema’ah disaat melaksanakan sholat yang fardhu.

Alasan yang lain mengapa sangat penting untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan serius yaitu seperti contoh dibawah ini :

  • Pada saat melafazkan surat Al-Ikhlas ayat pertama yang benar bacaanya, yaitu “Qul huwallahu ahad”
  • Maka artinya “Katakanlah, Dialah Allah, yang Maha Esa”.
  • Sedangkan jika salah mengucapkan huruf ” Qul di ganti menjadi Kul ”
  • Saat melafazkanya “Kul Huwallahu Ahad” maka artinya “ Makanlah, Dialah Allah, yang Maha Esa”.

Contoh yang lain juga sering kita mendengar, selesai mengerjakan sholat fardhu, biasanya dilanjutkan dengan membaca wirid, sebetulnya ini pekerjaan sunah, boleh dikerjakan atau tidak, akan lebih baik dikerjakan karena banyak terkandung kalimat “Thoyibah” dan terlepas itupula biasanya sering kita mendengar ada kalimat wirid :

  1. Kalimat Tasbih (Subhanallah), artinya “Maha Suci Allah”

Kalimat tasbih diatas tidak boleh diucapkan terlalu cepat, jika dipaksakan dengan cepat terkadang huruf “Ha”kecil sudah dipastikan berubah menjadi huruf “Ha”besar atau ha dhomair, yang parahnya lagi karena cepatnya bacaan tersebut, pada kalimat terakhir ada lafaz “Allah” dimana huruf terakhirnya huruf “Ha” besar atau dhomir menjadi “Ha” kecil, Nama tuhanya sendiri saja melafazkan semaunya apalagi yang lainya, sangat mustahil bisa benar jika dibaca dengan terlalu cepat, membaca perlahanya saja sering keliru, jika yang melafazkan seorang anak-anak yang baru belajar mengaji, insyallah dapat dimaklumi.

Tentunya makna atau arti dari kalimat tasbih tersebut akan berubah, yang parahnya lagi, bacaan salah tersebut di contoh atau diamalkan oleh orang “Awam”, dari 2 kesalahan diatas dapatlah diambil kesimpulan, bacalah ayat-ayat Al-Qur’an dengan perlahan saja, usahakan tiap huruf yang di lafazkan tersebut mesti dipertanggung jawabkan.

2. Kalimat Tahmid (Alhamdulillah) artinya “Segala Puji bagi Allah”

Kesalahan ini hampir sama dengan melafazkan kalimat Tasbih diatas, terkadang benar melafazkan huruf pertama “Ha” kecilnya namun pada lafaz “Allah” huruf akhirnya menjadi “Ha” kecil, mestinya saat melafazkan lafaz kalimat “Allah” harus benar-benar jelas dan terang dan diberatkan melafazkan.

Saran penulis konten ini, khusus kalimat”Tasbih” Alhamdululliah, jangan ikut-ikutan orang membaca dengan terburu-buru, atau merasa hafal diluar kepala kalimat tersebut, arti dari kalimat Tasbih tersebut sangat tinggi yaitu “Segala Puji bagi Allah” dan jika tertukar huruf yang dilafdazkan karena cepatnya bacaan, resikonya nanti dikhawatirkan bukan lagi pujian yang disampaikan, ditakuti sebaliknya.

3. Kalimat Takqbir ( Allahu Akbar) artinya “Allah Maha Besar”

Kesalahan ini juga hampir sama dengan contoh diatas, namun yang sering terjadi pada saat melafazkan huruf “Kaf” kecil, mati atau sukun, sering terdengar bacaanya menjadi “Allahu Akebar” seolah-olah ada bunyi yang mantul atau berbalik, seperti bacaan qalqalah dan bisa jadi artinya bukan lagi “allah Maha Besar”.

Note :

Membaca Qalam Ilahi itu bukan Kuantitas atau kecepatan yang dibutuhkan tetapi Kualitas atau tingkatan kebaikan bacaan yang di prioritaskan.

Jadi alangkah lebih baik setelah membaca artikel ini, para pembaca dan kaum milinial secepatnya memangkas kekeliruan saat membaca Al-Qur’an karena ini sangat penting sekali, Jangan merasa malu atau lain sebagainya dan untuk hasil yang maksimal usahakan belajarlah dengan guru secara langsung karena hasilnya sangat jauh berbeda dibandingkan dengan belajar cukup mendengar saja.

Jika artikel ini ada kekeliruan atau berlebihan atau ingin bertanya lebih lanjut, sudilah kiranya memberikan masukan atau menghubungi kontak penulis.

Jazakallahu Khairan

< Demikian >

Budi Syamsurizal Orangnya supel, suka bergaul, selalu terbuka untuk berbagi dalam hal yang positif, senang mengikuti seputar literasi teknologi yang berbasiskan digital marketing.

0 Response to "Fungsi Dasar Ilmu Tajwid"

Post a Comment

Masukan dan saran dapat di sampaikan pada kolom contact form di bawah ini 🙏

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel