Gaya Membaca Qur'an

Segala puji bagi Allah tak hentinya kita lafazkan, karena begitu banyak nikmat yang sudah diberikan, nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat sehat wabil khusus nikmat diberikanya usia kita sekarang untuk membaca Artikel ini, dan semoga di usia sekarang kita selalu di mudahkan Istiqomah untuk beribadah dan beramal jariyah, Amin

Sholawat dan salam juga kita lantunkan kepada junjungan kita, Baginda nabi Muhammad SAW, karena dengan tuntunan serta bimbinganya, baik itu mengenai Tauhid maupun Aqidah Akhlak serta adab hubungan sesama manusia, akhirnya kita dapat keluar dari zamanya Jahiliyah (kegelapan) hingga sekarang ini.

Gaya membaca Al-Qur’an ada 4 macam :

  • Bacaan Tartil, maksudnya membaca lambat beriramakan makna
  • Bacaan Tahqiq, maksudnya membaca lambat tidak beriramakan makna
  • Bacaan Tadwir, maksudnya membaca sedang tidak cepat
  • Bacaan Hadar, maksudnya membaca cepat

Seputar huruf-huruf didalam Al-Qur’an

  1. Fathah, yaitu baris diatas berbunyi “a”
  2. Kasrah, yaitu baris dibawah berbunyi “i”
  3. Dhamah, yaitu baris didepan berbunyi “u”
  4. Fathatain, yaitu baris dua diatas berbunyi “an”
  5. Kasratin, yaitu baris dua dibawah berbunyi “in”
  6. Dhammatain, yaitu bari dua didepan “un”
  7. tasydid, yaitu Sabdu ( sekali mati sekali hidup )
  8. Sukun, yaitu baris mati ( huruf yang dimatikan )

Bunyi lain daripada yang diatas adalah bunyi “Imalah” yang oleh Hafaz hanya khusus pada kalimah “Majreha” di dalam Al-Qur’an pada surah “Huud” surah ke 11, ayat ke 41.

Hanya terletak pada bacaan tertentu saja, artinya tidak boleh digunakan pada bacaan lain, seperti yang sering kita mendengar pada bacaan “Fatiha” :

Yang benar insyallah “Bi’alaihim” namun ada juga kita mendengar dengan bacaan “Bi’alaihem“, disini boleh jadi karena faktor kebiasaan bukan karena ketidak tahuan seseorang, insyallah kesalah tersebut akan hilang, ketika mengikuti majelis-majelis ta’lim atau menanyakan kepada seseorang yang dianggap menguasai tentang sifat huruf dan mengenai bacaanya.

“Jika Ponsel pembaca tidak menemukan “Debu” di layar LCD Androidnya, kalau bisa jangan sampai kita menemukan “Debu” di sampul Al~Qur’an pemirsa, jika ada debu bersihkanlah dan mohonlah pengampunan”.

” Bacalah AL~Qur’an, karena dia akan datang pada hari Kiamat, untuk memberikan Syafaat bagi pembacanya ” (HR. Muslim).

” Barang siapa membaca satu huruf dari Al~Qur’an, maka bagianya sepuluh kebaikan ” (HR. Taermidji).

malah ini adalah bunyi suara atau harqat antara Fathah dan Kasrah, artinya dalam istilah bahasa “miring” dan terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

  1. Imalah Qubra ( imalah besar )

Ucapan imalah ini seperti kita mengucapkan “e” pada kata “Sate” dan imalah ini juga disebut imalah “Mahdah”. yang banyak membaca imalah “Mahdah” adalah qiraat Imam Hamzah dan Imam Kisai, mereka selalu membaca imalah qubra pada tiap-tiap alif yang berada di ujung kalimah yang berasal dari zatul-ya’ seperti :

2. Imalah Sughra ( Imalah kecil )

Ucapan Imalah ini hanya diucapkan antara ucapan “aaa” dan imalah Qubra, imalah ini juga disebut imalah “Taqlil” dan yang memakai imalah ini adalah rawi Warsy, ia selalu membaca “Taqlil” pada setiap Alif yang terletak diujung kalimah dimana jatuhnya alif huruf “Ra” dan juga pada setiap alif sebelum”Ra” pada akhir kalimah yang mana alif ini jatuh sesudah huruf “Ra” 

  • Qad nara
  • Istara
  • Alqufari
  • Addari
  • Alhimar

Jika artikel diatas ada yang keliru atau berlebihan atau perlu penambahan, sudilah kiranya memberikan saran dan pendapat di kontak penulisJazakallahu Khairan

< Demikian >

Budi Syamsurizal Orangnya supel, suka bergaul, selalu terbuka untuk berbagi dalam hal yang positif, senang mengikuti seputar literasi teknologi yang berbasiskan digital marketing.

0 Response to "Gaya Membaca Qur'an"

Post a Comment

Masukan dan saran dapat di sampaikan pada kolom contact form di bawah ini 🙏

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel