Milenial Pecinta Qur'ani




Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, mewisuda penghafal Alquran 30 juz.

Kali ini yang diwisuda sebanyak 50 orang, yang terdiri dari 21 orang Hafiz/Hafizhah Kota Pontianak dan 29 orang Hafiz/Hafizhah dari Kabupaten Kubu Raya. Amazing,,,,Luar biasa bang Midji, begitu semangat mensufort 50 orang Hafiz dan Hafizha, yang rata-rata didominasi kaum Milenial, khususnya kota Pontianak Kota, dan KubuRaya Kalimantan Barat.

Sebagai (Content creator) yang awam ini, saya pribadi merasa bangga memiliki seorang pemimpin seperti bang Midji, bahkan ada 2 kalimatnya yang sangat inspiratif dan menakjubkan :

" Dirinya (Bang Midji) juga meminta kepada seluruh pengasuh lembaga Tafizh Alquran untuk betul-betul memperhatikan para calon penghafal Alquran, mudah-mudahan selain hafal Alquran, mereka juga bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, sebagaimana tadi sudah kita MOU-kan dengan berbagai perguruan tinggi yang ada di Kalbar, dan kita berupaya juga nanti mencarikan donatur-donatur untuk membantu pembiayaan pendidikan dan lain sebaginya "  berita Hi Pontianak

" Harusnya buat paling banyak Pak Bupati, Hafidz di Sambas. Dari target kita 5000 hafidz, setidaknya 1000 bisa dari Sambas,  itu pun sedikit, harusnya Pak Bupati fokus itu (lahirkan sebanyak-banyaknya penghafal Quran). Pertama, Pak Bupati adalah seorang Hafidz juga seorang Ustadz. Kalau saye (Bang Midji) pasti udah banyak Hafidz  KalbarOnline, Sambas

Juga tidak ketinggalan (Wakil Gubernur Kalbar Drs. H. Ria Norsan, MM, MH), saat membuka pelaksanaan MTQ XXVIII di Kabupaten Sekadau, walaupun masih ditengah situasi Pandemi Covid-19, namun beliau hadir di garis terdepan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ikut berpartisipasi juga dalam program bantuan pengadaan benih ikan Lele dengan cara Bioflok, program ini sangat baik sekali dengan harapan agar Pondok Pesantren bisa mandiri dan kreatif, semoga menjadi catatan Amal Ibadah.

Seperti yang di ketahui untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Pondok Pesantren, lebih banyak mengandalkan kemampuan internal pengurus (terbatas). misalnya dari uang mondok sebagian untuk membiayai santri yang tidak mampu, program bantuan ini juga meningkatkan kesejahteraan santri yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat.

Kepemimpinanan seperti inilah yang mesti dijadikan "Role Model" bagi kaum milenial Kalimantan Barat khususnya Pontianak kedepanya nanti, selain disibukan berbagai macam agenda yang bisa dikatakan akhir-akhir ini begitu menyibukan bahkan menguras waktu dan tenaga, tekanan dari pusat maupun dari orang-orang yang di pimpinya hingga beresiko terpapar yang namanya dampak Covid-19, serta mencari solusi kebijakan yang adil.

Ini bukanlah pekerjaan yang mudah, terutama menangani problem dampak covid-19 yang berada di Kalimantan Barat khususnya di Pontianak ini, Penulis Konten yang awam ini hanya berpesan kepada kaum Milenial dan pembaca, taatilah kebijakan-kebijakan yang sudah di tentukan oleh Pemerintah, terutama peraturan daerah dalam rangka mengurangi atau dampak covid-19.

Jika atau seandainya pembaca diibaratkan menjadi bang (Midji) sekarang ini, kira-kira apa yang akan dilakukan ?

Inilah yang menjadi jawaban mereka yang selalu protes atas kebijakan-kebijakan oleh pemerintah selaku Stakeholder di bidang penanganan dampak dari covid-19, kita (Rakyat), tidak diminta atau dituntut memberikan bantuan, hanya cukuplah kita selaku warga yang baik untuk mengikuti saja aturan tersebut.

Sudah sepatutnya kita mendoakan semoga, seluruh Aparatur Pemerintah baik itu di pusat maupun di daerah khusunya kalimantan Barat, wabil khusus kepada : (H. Sutarmidji S.H.,M. Hum & Drs. H. Ria Norsan, MM, MH), beserta keluarga diberikan umur yang panjang, kesehatan yang prima serta kemudahan dalam memimpin kota Pontianak yang kita cintai ini, Amin Ya Rabbal'alamin.

Kaum muda sekarang ini nantinya insyallah akan menggantikan para pemimpin yang sudah selesai masa baktinya, baik itu faktor usia pensiun maupun yang lainya, mengutip kalimat dari seorang Proklamator kita Ir. Soekarno "Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh orang pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia".

Kaum Milenial adalah aset suatu bangsa, sehingga harus dijaga dan dirawat dengan baik, mengingat generasi muda sangatlah rentan terhadap derasnya arus modernisasi saat ini, jika kita lihat melalui konteks keislaman, tentu Islam sudah menaruh perhatian yang sangat besar terhadap generasi muda. Kita lihat pada zaman dahulu, banyak pemuda muslim yang tampil dengan keberanian dan kegagahannya untuk berjihad di medan perang.

Memang betul bahwa sekarang masih banyak generasi muda yang peduli akan masa depannya dan masa depan bangsanya, misalnya melalui prestasi, baik dari yang bersifat ilmiah hingga yang bernuansa Islam, bahkan seperti yang dikutip dari laman jawapos.com, jumlah penghafal Quran di Indonesia mencapai 30 ribu orang. Tentu hal ini menjadi kabar gembira bagi kita semua.

"Barang siapa sibuk membaca Al~Qur'an dan berzikir sampai tidak sempat mengajukan permohonan kepada "Ku", maka Aku akan memberikan Anugerah yang lebih berharga dari pada yang Aku berikan kepada para pemohon, ketahuilah nilai Qalam Allah lebih tinggi dari semua perkataan makhluk, seperti ketinggian Allah dibandingkan Makhluk-Nya"

< HR. At Tarmidzi >

Kisah Inspiratif dibawah ini, harapan (Conten Creator) semoga kaum Milenial Kalimantan Barat khususnya Pontianak tidak terkecuali muslim dimanapun berada, dapat menggerakan untuk lebih mau mendekatkan diri dengan Al~Qur'an, rubah kebiasaan lama dimana waktu tersita oleh kegiatan yang kurang bermanfaat, kita tidak tahu kapan ajal datang menjemput, apakah saat itu sedang melakukan kegiatan yang sia-sia atau sebaliknya, sedang membaca dan menghafal Al~Qur'an ?


Kisah Inspiratif berikutnya di bawah ini sangat menyentuh hati, dan berbanggalah kedua orang tuanya, dan figur-figur seperti inilah yang mesti di jaga kelestarianya, sesuai yang di harapkan oleh bang "Midji" (Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji).

Al-Qur'an itu banyak mengupas masalah, baik itu hubungan dengan tuhan nya maupun antara sesama manusia, mengandung cerita dan kisah maupun sejarah di era lalu, mengupas masalah wajib, sunah dan Haram dan lain sebagainya, jadi fungsi Alqur'an nantinya bisa di jadikan panduan atau pedoman hidup bagi kaum milenial, pada saat menggantikan pemimpin dimasa yang akan datang.

Hukum tajwid berkenaan dengan melafalkan huruf-huruf hijaiyah serta tata cara melafazkan huruf dengan baik, apakah ia dibaca panjang, tebal, tipis, berhenti, terang, berdengung, dan sebagainya, jika huruf tersebut dilafazkan sebagaimana tata caranya, maka fungsi tajwid sebagai ilmu memperbaiki tata cara membaca Alqur’an terpenuhi.

Namun jika hal itu diabaikan maka akan menjerumuskan pembaca pada perbuatan haram atau di makruhkan, misalnya berhenti pada kalimat yang haram waqaf atau salah makhrajnya, ini menjadikan perubahan makna yang menyalahi tujuan aslinya, dan mengakibatkan berdosa bagi pembaca, alasan yang lain mengapa sangat penting untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan serius yaitu seperti contoh kecilnya saja dibawah ini :

  • Pada saat melafazkan surat Al-Ikhlas ayat yang benar bacaanya insyallah, yaitu “Qul huwallahu ahad”
  • Maka artinya “Katakanlah, Dialah Allah, yang Maha Esa”.
  • Sedangkan jika salah mengucapkan huruf ” Qul di ganti menjadi Kul ”
  • Saat melafazkanya “Kul Huwallahu Ahad” maka artinya “ Makanlah, Dialah Allah, yang Maha Esa”.

Seperti yang diketahui oleh penulis konten ini, pada saat membaca Al-Qur'an saja tidak bisa semaunya di lafazkan karena ada aturanya, pertanyaanya mengapa seperti itu ? dikarenakan ketika salah melafazkan bacaan Qur'an akan berdampak fatal akibatnya,dan lebih jauh lagi tidak sah pekerjaan atau sholat seseorang ketika salah dalam membaca atau melafazkan bacaan Al-Qur'an.

Jika kaum Milenial muda mau mendekatkan dan mencintai Al-Qur'an, insyallah mereka akan terjaga dari perbuatan yang tidak diinginkan, karena mereka sudah terikat oleh aturan awal seperti contoh kecil saat melafazkan bacaan saja sudah diatur oleh hukum Tajwid, jika melanggar akibatnya fatal dan beresiko karena merubah makna dan arti.

Semoga setelah membaca artikel ini, dan berharap semakin baik bacaan Al-Qur'an kita, minimal dapat merubah dari bacaan yang keliru selama ini.

Jika artikel ini ada kekeliruan atau berlebihan atau ingin bertanya lebih lanjut, dapatlah kiranya memberikan masukan atau saran melalui kontak penulis.

Jazakallahu Khairan

< Demikian >

Budi Syamsurizal Orangnya supel, suka bergaul, selalu terbuka untuk berbagi dalam hal yang positif, senang mengikuti seputar literasi teknologi yang berbasiskan digital marketing.

0 Response to "Milenial Pecinta Qur'ani"

Post a Comment

Masukan dan saran dapat di sampaikan pada kolom contact form di bawah ini 🙏

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel