Sejarah Qiraat


Segala puji bagi Allah tak hentinya kita lafazkan, karena begitu banyak nikmat yang sudah diberikan, Nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat sehat wabil khusus nikmat diberikanya usia kita sekarang untuk membaca Artikel penulis ini, semoga diusia yang sekarang kita selalu dimudahkan Istiqomah untuk beribadah, beramal jariyah, Amin

Sholawat dan salam juga kita lantunkan kepada baginda nabi Muhammad Saw, karena dengan tuntunan, baik itu mengenai Tauhid maupun Aqidah Akhlak serta adab hubungan sesama manusia, akhirnya kita dapat keluar dari zamanya Jahiliya (kegelapan) hingga sekarang ini.

Hadirnya Qiraat sab’ah ini kalau boleh penulis artikel ini sederhanakan, ibaratkan bentuk ihktiar atau usaha di era zamanya dulu agar penyebaran Islam serta metode bacaan Al-Qur’an berjalan dengan baik, namun sebelumnya perlu diketahui juga latar belakang atau sejarahnya dari qiraat sab’ah ini.

Tiap suku bangsa di dunia ini memiliki satu alat komunikasi antara sesamanya yang kita kenal dengan “Bahasa”. Berbagai suku bangsa yang ada, maka banyak juga bahasa yang di gunakan oleh setiap suku bangsa tersebut, tentunya disini dari berbagai macam jenis bahasa yang di gunakan, berbeda-beda pula bahkan sangat jauh dan tidak saling mengerti, baik itu dalam bentuk kata maupun kalimat.

Namun ada juga perbedaan tersebut hanya bersifat “Dialek” sebagai contoh bangsa Indonesia dan Malaysia yang masuk dalam rumpun bahasa melayu, seperti pada kata “kemana” bahasa Indonesia dan “Kemane” bahasa Malaysia, adapula kata yang berbeda namun sama artinya seperti “Sekretaris” bahasa Indonesia namun pada pengucapan bahasa Malaysia “Setia Usaha”, begitupula yang terjadi pada suku bangsa di Arab sana, dimana setiap suku atau “kabilah” memiliki bahasa yang berbeda-beda, baik itu perbedaan pada dialek, aksen serta tata bahasanya.

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dengan menggunakan bahasa Arab, nabi Muhammad SAW mendapat tugas dan kewajiban dari Allah untuk membawa risalah dan menyampaikan Al-Qur’an sebagai salah satu ke Rasulanya, dengan ajaran pengenalan tauhid agar saat itu mereka meninggalkan ajaran nenek moyang mereka yang dianut berabad-abad tahun lamanya.

Tentunya Rasul memerlukan perjuangan yang gigih serta kesabaran didalam penyebaran Islam saat itu, jika hanya diharuskan mengucapkan Al-Qur’an dalam satu wajah, maka akan menambah kesulitan mereka untuk mempercayai dan memeluk agam islam, seperti yang dijelaskan diatas tadi bahwa qabilah atau suku di arab saat itu sangat banyak dan bahasa atau dialek yang di gunakan berbeda beda juga.

Untuk mengatasi masalah tersebut dengan harapan bacaan AL-Qur’an dapat dibaca dengan ringan oleh bangsa arab, maka Rasul melalui ijin Allah memberikan kebijaksanaan atau mengijinkan ayat Al-Qur’an dibaca dengan wajah yang berbeda, yaitu dengan bahasa mereka masing-masing, dengan demikian bangsa arab yang saat itu memiliki berbagai macam suku atau qabilah dapat menerima dan melafazkan bacaan Al-Qur’an serta masuk Islam.

Banyak di temui hadis Rasulullah SAW menggambarkan bahwa AL-Qur’an telah diijinkan oleh Allah SWT melalui permohonan Rasul sendiri untuk dibaca dengan beberapa wajah demi mumudahkan umat islam, demikian pula ditemukan hadis dimana Rasul mengakui dan membenarkan perbedaan dalam pengucapan ayat Al-Qur’an.

Hadis Pertama diatas : “Sesungguhnya al-Quran diturunkan dengan 7 huruf. Karena itu, bacalah dengan cara yang paling mmudah bagi kalian.” (HR. Bukhari 4992 & Muslim 1936).

Hadis kedua diatas : “Jibril membacakan al-Quran kepadaku dengan satu huruf. Lalu aku mengulanginya. Akupun terus minta agar ditambah, dan beliau memberikan tambahan, hingga selesai sampai 7 huruf.” (HR. Bukhari 4991 & Muslim 1939).

  • Pengesahan Suatu Bacaan Al-Qur’an

Karena terdapatnya hadis-hadis yang memuat tentang di bolehkanya membaca AL-Qur’an dengan beberapa wajah, maka akibatnya banyak bermunculan versi bacaan yang semuanya mengaku bahwa bacaan mereka bersumber dari Rasulullah SAW, oleh karena itu para Ulama dan ahli Qur’an cepat tanggap untuk menyelamatkan dan menjaga kemurnian Al-Qur’an jangan sampai rusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan bacaan yang sebenarnya.

Pada akhir abad kedua Hijriah, mulailah para ahli Al-Qur’an dan para ulama melakukan kegiatan semacam penelitian serta menyeleksi uji kebenaran qiraat yang dikatakan sebagai bacaan Rasulullah, mereka menggunakan metode atau kaidah, suatu bacaan Al-Qur’an dianggap sah apabilah memenuhi 3 rukun dibawah ini :

  1. Sanad yang Shahi

Satu bacaan Al-Qur’an harus sah sanadnya artinya bacaan yang di terima dari orang-orang atau guru yang jelas dan benar, tidak ada cacat dan bersambung sampai kepada Rasulullah SAW.

2. Sesuai dengan Khat Usmani’

Pada masa Khalifah Usman bin Affan, Al-Qur;an telah di kodifikasikan dalam mushaf-mushaf yang kemudian merupakan pedoman bacaan dan tulisan Al-Qur’an, dan ditetapkan untuk tidak dilakukan perubahan sebagi satu identitas keaslian Al-Qur’an, dikatakan suatu bacaan sah apabila sesuai dengan tulisan Khat Usmani’.

3. Sesuai dengan tata bahasa Arab

Seperti yang kita ketahui bahwa tata bahasa Arab yang ada sekarang ini bersumber dari Al-Qur’an, terlepas daripada hal tersebut mustahil apabila ada ayat yang menyimpang dari tata bahasa sebagai kitab suci yang langsung diturunkan oleh Allah SWT, tentunya memiliki susunan kalimat yang indah dan gaya bahasa yang tinggi, perlu di ketahui juga rukun ke 3 ini berlaku bagi Qiraat yang tingkatan sanadnya tidak sampai Mutawatir.

Note :

Membaca dengan 7 wajah tidak boleh di salah artikan dengan melafazkan bacaan Al-Qur’an dengan aturan pribadi atau kelompok, selain itu bahasa yang dipergunakan bukan setiap suku atau daerah bisa membaca Al-Quran dengan daerahnya masing-masing.

Semoga Artikel ini dapat menambah pengetahuan pembaca, wabil khusus kepada”Milenial”Muslim, dengan harapan semakin dekatlah kita dengan Al~Qur’an.

Jazakallahu Khairan.

Jika artikel ini ada kekeliruan atau berlebihan atau ingin bertanya lebih lanjut, dapatlah kiranya memberikan masukan atau saran melalui kontak penulis.

< Demikian >

Budi Syamsurizal Orangnya supel, suka bergaul, selalu terbuka untuk berbagi dalam hal yang positif, senang mengikuti seputar literasi teknologi yang berbasiskan digital marketing.

0 Response to "Sejarah Qiraat"

Post a Comment

Masukan dan saran dapat di sampaikan pada kolom contact form di bawah ini 🙏

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel